Wednesday 29 November 2017

Menyingkap Pembohongan Teori Umur Bumi Jutaan Tahun (1)

Banyak fosil yang membuktikan ketidakbenaran teori evolusi disembunyikan oleh para evolusionis (pendukung teori evolusi) dan bahkan dipalsukan untuk kepentingan mereka. Hal yang paling menarik dari skenario para evolusionis adalah umur dari fosil-fosil ini.

Evolusionis menyatakan bahwa Archaeopteryx hidup 150 juta tahun yang lalu, manusia Lucy 3 juta tahun lalu, dan reptil pertama hidup 250 juta tahun yang lalu. Akan tetapi, penelitian yang dilakukan terhadap fosil-fosil ini menunjukkan kenyataan bahawa umur yang disebutkan memperlihatkan bias dan interpretasi yang menipu.

Kenyataannya, semua angka-angka jutaan tahun yang diberikan para evolusionis terhadap umur fosil ini sama sekali tidak boleh dipertanggungjawabkan. Metode untuk menentukan umur fosil ini sangat spekulatif. Lebih jauh, metode “penentuan umur” yang lain tidak diterima oleh evolusionis, kerana boleh membuktikan bahwa umur fosil ternyata jauh lebih muda.

Sebenarnya pertanyaannya adalah mengenai umur bumi, bukan hanya umur fosil. Evolusionis berpendapat bahawa umur bumi adalah 4,5 juta tahun. Angka ini digunakan oleh berbagai media cetak dan elektronik, literatur sains dan sumber-sumber yang lain. Ramai yang percaya pada pendapat tersebut yang menyatakan bahawa bumi umurnya berjuta tahun dan mereka menerimanya tanpa pembuktian yang nyata.

Pendapat ini tetap bertahan tanpa adanya langkah nyata untuk membuktikan kebenarannya. Termasuk angka-angka perkiraan yang diberikan oleh para evolusionis terhadap umur fosil pada kenyataannya sangat meragukan.

Kemudian, apakah pentingnya mengetahui umur bumi sudah tua (4,5 juta tahun) atau masih muda (ribuan tahun)?

Penganut Kristian mula-mula teguh pada kepercayaan bahawa manusia telah wujud di bumi sejak 5000 – 6000 tahun SM, menurut Alkitab Perjanjian Lama. Akan tetapi di bawah konsep evolusi, pemahaman umur bumi mulai berubah.

George de Buffon, salah seorang pengasas teori evolusi, pertama kali menyatakan bahawa umur bumi lebih tua dari 80 ribu tahun. Geologis James Hutton dan Charles Lyell menunjuk pada umur yang lebih tua lagi. Dengan berkembangnya teori evolusi, perkiraan umur bumi menjadi semakin tua. Hari ini para pendukung evolusi bersepakat menerima bahawa umur bumi adalah 4,5 miliar tahun dan makhluk hidup pertama di bumi adalah 3,5 miliar tahun lalu.

Teori evolusi
Apa alasan para evolusionis begitu memaksakan hal ini? Mengapa teori ini berusaha menaikkan kiraan umur bumi dari semenjak pertama teori evolusi dicetuskan?

Alasannya tidak lain tidak bukan adalah: proses evolusi memerlukan waktu yang sangat lama untuk memungkinkan sesuatu itu terjadi. Mereka mendakwa semua makhluk yang ada adalah hasil perkembangan secara bertahap dari satu sel makhluk hidup jutaan tahun dahulu. dakwa mereka ada yang makin mengecil, ada yang lenyap terus dari muka bumi.  


Dakwaan sebegini tentu saja akan gagal dan tidak berarti apa-apa jika umur bumi masih muda – hanya beberapa ribu tahun lalu. Tetapi jika boleh dibuktikan bahawa umur bumi adalah beberapa juta tahun, maka waktu yang diperlukan untuk terjadinya proses evolusi boleh dipenuhi menurut teori ini.

Stephen W. Hawking
Jadi latar belakang dakwaan bahawa umur bumi adalah 4,5 miliar tahun, semata-mata didasarkan pada keperluan teori evolusi. Dengan alasan yang sama, umur alam semesta diakui relatif lebih tua sesuai penetapan dari umur bumi sebelumnya. Stephen W. Hawking, seorang ahli fizik modern yang terkenal, tidak ragu-ragu untuk mengakui tujuan sebenarnya dari pemikiran para evolusionis ini. Hawking menjawab pertanyaan, “Mengapa Big Bang terjadi sepuluh juta tahun lalu?” dengan katanya, “Waktu selama itu (jutaan tahun) diperlukan untuk proses evolusi supaya bisa menghasilkan sebuah makhluk yang cerdas.”

Kalau begitu, apakah yang benar-benar diharapkan oleh teori evolusi? Apakah bumi memang setua yang di dakwa mereka? 


Pada penjelasan berikut, kita akan melihat jawaban terhadap pertanyaan ini. Tetapi hal pertama yang perlu dilakukan adalah mempertanyakan keabsahan metode yang digunapakai oleh para evolusionis dalam membuktikan umur bumi dan fosil dari organisme makhluk hidup. Kemudian kita akan melihat metode yang lain dalam menentukan umur, yang tidak diterima bahkan diabaikan oleh para evolusionis, hanya kerana boleh membuktikan umur bumi yang lebih muda.

UJIAN RADIOMETRIK
Dewasa ini ada dua bentuk ujian untuk menentukan umur bumi.
Pertama berdasarkan observasi (pengamatan) terhadap kejadian alam yang ada di muka bumi. Jika diamati bahawa beberapa peristiwa geologis terjadi pada masa tertentu, maka boleh dibuat andaian dengan mempergunakan data ini,iaitu kejadian yang sama telah terjadi dalam kurun waktu yang sama di masa lalu.

Bertitik tolak pada prinsip ini, bolehlah diperkirakan umur bumi. Sebagai contoh, diandaikan rasio konsentrasi garam di laut naik 100 tan dalam sebulan. Berdasarkan rasio ini, metode penentuan umur bumi dilakukan dengan cara: 

Memperkirakan jumlah garam yang ada di semua lautan, selanjutnya dibahagi dengan jumlah rasio peningkatan yang sudah ditentukan sebelumnya. Angka yang diperoleh akan mengindikasikan jumlah bulan yang dilewati sampai sekarang, dari sejak pertama kali adanya lautan (dengan andaian tidak ada kandungan garam di laut mula-mula).

Yang kedua adalah ujian Radiometrik. Ujian ini ditemukan awal abad 20 dan menjadi sangat popular. Teknik ujian Radiometrik ini terletak pada prinsip bahawa “atom tidak stabil” di material radioaktif, akan berubah menjadi “atom stabil” dalam satu interval waktu tertentu. Kenyataan bahawa perubahan ini terjadi dengan jumlah yang sudah dipastikan dan juga dalam jangka waktu yang tertentu, membuat timbulnya gagasan untuk mempergunakan data ini sebagai penentu dari umur fosil dan umur bumi.
 

Yang ketiga ialah Ujian Uranium iaitu yang pertama kali digunakan, tetapi kemudian tidak dipakai lagi. Prinsip dari ujian ini adalah perubahan uranium menjadi timah. Uranium berubah menjadi atom thorium ketika ia memancarkan radiasinya. Thorium adalah sebuah elemen radioaktif, berubah menjadi protactinium setelah beberapa waktu tertentu. Setelah tiga belas perubahan tambahan, uranium pada akhirnya berubah menjadi timah yang merupakan elemen stabil.

Waktu yang diperlukan oleh elemen radioaktif untuk berubah dari setengah masanya menjadi elemen yang lain, disebut setengah-umur dari elemen ini. Setengah-umur dari uranium-238 adalah 4,5 miliar tahun. Ertinya 100 gram uranium yang kita miliki hari ini, akan menjadi 50 gram uranium-238 dan 50 gram timah-206 setelah 4,5 miliar tahun kemudian. Dan setelah 4,5 miliar tahun berikutnya, ada tersisa seperempat dari jumlah uranium yang kita miliki mula-mula. Reaksi ini akan berlanjut sampai uranium itu habis.
 

Yang keempat ialah Ujian radiometrik untuk mengukur batuan vulkanik 
Ujian radiometrik digunakan untuk mengira umur batuan sesuai dengan prinsip setengah-umur, iaitu: ada sejumlah elemen radioaktif di batuan vulkanik di bumi. Kandungan radio aktif di batuan ini secara semula jadi akan hilang dan berubah menjadi bentuk yang stabil. Dengan melihat proses ini, dikirakan jumlah radioaktif dan material stabil, maka boleh ditentukan berapa banyak material radioaktif yang berubah ke dalam bentuk stabil di dalam rentang waktu tertentu. Sehingga umur batuan ini adalah dua kali dari jumlah material radioaktif berubah menjadi setengah-umur. 

Umur bumi juga ditentukan dengan metode yang sama. Batuan yang dipakai untuk memperkirakan umur bumi sama dengan meteor atau tanah di bulan, yang dianggarkan diciptakan pada waktu yang sama dengan bumi. Sampel dari batuan ini diandaikan sebagai batuan yang tertua, dan digunakan untuk menentukan umur bumi. Sesuai dengan data ini, umur bumi adalah 4,6 miliar tahun.

Ada beberapa ujian radiometrik mempergunakan prinsip ini: “material radiometer berubah terhadap waktu.” Bahan dari berbagai material setengah-umur dipergunakan untuk membuat perkiraan historis dari berbagai jenis batuan. Selain mempergunakan perubahan uranium-timah, digunakan teknik perubahan yang lain seperti rubidium-strontium dan potassium-argon juga digunakan. Ada juga metode yang lebih baru seperti jam-fisi, thermoluminescence, neodymium-samarium. Kebanyakan dari cara-cara itu sebelumnya digunakan untuk menentukan umur.

Ramai yang berfikir bahawa metode penentuan umur ini menunjukkan bahawa segi ilmiahnya tepat dan sesuai dengan hukum-hukumnya. Tetapi kenyataannya sangat banyak kritik serius terhadap penentuan umur bumi yang mempergunakan metode ini.

Ujian radiometrik ini didasarkan pada beberapa andaian, walaupun tidak ada asas yang boleh dipegang. Pertama, supaya boleh mempercayai  ujian ini; maka mestilah dipahami sungguh-sungguh bahawa tidak ada atom yang stabil di batuan mula-mula. Contohnya, sebuah ujian uranium yang boleh dipertanggungjawabkan hanya boleh berlaku jika tidak ada timah di batuan itu. Jika sebelumnya batuan itu sudah memiliki kandungan timah, maka umurnya akan diperkirakan jauh lebih tua. Dan tidak mungkin boleh ditemukan apakah batuan mula-mula sudah memiliki kandungan timah atau tidak.

Hal kedua yang lebih penting adalah, perlunya menentukan lebih dahulu bahawa batu yang akan diukur berada dalam sistem yang tertutup. Batuan ini mesti terlindung atau bebas dari menerima pengaruh atau kesan persekitaran.

Contoh terbaik dari jenis kesan ini dapat ditemukan di penentuan umur bumi dengan potassium-argon. Metode penentuan umur ini mengukur jumlah potassium yang berubah menjadi argon dalam satu rentang waktu. Jadi kita berfikir bahawa umur batuan akan ditentukan dari perubahan komposisi rasio potassium-argon yang dimilikinya. Tetapi ada satu hal penting: Udara yang kita sedut berisi gas argon dalam jumlah besar. Gas ini, ketika ianya bebas, akan masuk ke dalam batuan dan meningkatkan jumlah kandungan argon di dalamnya. Sehingga umur batuan akan diperkirakan jauh lebih tua dari kenyataannya!!!

Air di dalam tanah juga merupakan unsur yang penting. Air boleh menyerap ke dalam berbagai mineral dan material radioaktif ketika melewati kedalaman tanah. Kemudian para evolusionis memakai mineral yang ada di batuan ini untuk menentukan umurnya. Ini menyebabkan dapatan yang diperolehi sangat tidak tepat yang oleh kerana itu ujian radiometrik ini tidak boleh digunapakai dalam menentukan umur batuan.

Supaya tepat dalam memperkirakan umur sebuah sampel, tiga fakta di bawah ini mesti diperhatikan:
1. Jumlah material radioaktif yang dimiliki oleh batuan mula-mula
2. Jumlah atom stabil yang ada di batuan mula-mula
3. Gas eksternal yang masuk ke dalam batuan.

Tenyata sangat tidak mungkin mengetahui dengan tepat ketiga kenyataan yang ada di atas.

KES PULAU SURTSEY
 

Beberapa kajian yang dilakukan para ilmuwan juga menyarankan bahawa test radiometrik yang digunakan untuk menentukan umur tidak tepat seperti yang diperkirakan. Satu contoh yang cukup berharga adalah penelitian yang dilakukan pada sebuah pulau yang muncul dari letusan gunung berapi bawah laut berdekatan Iceland tahun 1970. Dengan berjalannya waktu, muncul berbagai makhluk hidup dan ekosistemnya di pulau Surtsey.

Pulau Surtsey Iceland dikatakan berumur ratusan juta tahun!!!
Seorang pengkaji pada tahun 1975 ingin membuat ujikaji untuk menentukan umur pulau ini dengan menggunapakai teknik metode potassium-argon. Umur pulau yang diperoleh adalah satu juta tahun! Kenyataannya semua orang tahu bahawa pulau itu baru berumur beberapa tahun. Ternyata gas argon telah memasuki batuan gunung berapi itu ketika pembentukan lava, dan mencapai jumlah yang besar yang mengakibatkan umur sampel batuan yang diambil menunjukkan beberapa ratus juta tahun lebih tua!! Jelaslah dan terbuktikan kaedah inilah antara penyebab mereka mendakwa bumi ini berusia lebih 4.5 juta tahun sedangkan menurut hadis bumi ini hanya berusia sekitar 7,000 tahun!


Ada beberapa contoh lain yang boleh diberikan:

- Aliran lava bawah tanah yang diketahui berumur 20 tahun, dengan test radiometrik dikatakan berumur 12-21 jutaan tahun.
- Umur lava yang meletus di Hawaii pada tahun 1800, dengan menggunpakai ujikaji potassium-argon dikatakan berumur 1-2,4 juta tahun dan dengan kaedah penentuan umur helium pula dikatakan berumur 140-670 juta tahun.
- Umur danau garam Crater di Oahu Amerika, diperkirakan 92-147 juta tahun, 140-680 juta tahun, 930-1.580 juta tahun, 1.230-1.960 juta tahun, 1.290-2.050 juta tahun dan 1.260-1.900 juta tahun dari beberapa metode tes rediometrik. Ini jelas menunjukkan ketidak-akuratannya bahkan pengiraan yang sangat melucukan!!
- Beberapa pohon di Auckland, New Zealand yang ada di lapisan lava, diperkirakan berumur 145-465 tahun. Padahal dengan mempergunakan tes Karbon-14, pohon yang sama diperkirakan hanya berumur beberapa ratus tahun saja.

Dalam banyak kondisi yang sama, diketahui bahawa ujian radiometrik memberikan hasil yang keliru sampai ribuan bahkan jutaan tahun, dan menimbulkan pertentangan yang sengit di antara penggunanya sendiri.

Contoh yang lain adalah sampel batuan bulan yang dikumpulkan oleh NASA. Ujikaji radiometrik menyatakan bahawa umur batuan bulan itu antara 700 juta tahun sampai 28 juta tahun. Ini membuktikan pengukuran umur dengan metode atau kaedah itu tidak boleh dipertanggungjawabkan kerana memberikan hasil dengan rentang waktu yang tidak masuk akal untuk batuan yang sama. 

No comments:

Post a Comment